Peran Umat Islam dalam Menjaga Perdamaian di Tengah Konflik Global

 


Oleh : Suripah, S.Kom.I (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Talang Empat)


Umat Islam memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga perdamaian dunia. Sebagai agama yang membawa pesan rahmatan lil ‘alamin, Islam menempatkan perdamaian sebagai salah satu inti ajarannya. Di tengah dunia yang dilanda konflik dan peperangan, kehadiran umat Islam sangat diharapkan untuk menjadi agen penyebar kedamaian dan keadilan.

 

Islam memandang bahwa menjaga kedamaian bukan hanya urusan individu, tetapi juga kewajiban sosial dan kemanusiaan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah" (QS. Al-Anfal: 61). Ayat ini menjadi landasan kuat bahwa Islam sangat mendorong upaya rekonsiliasi dan penyelesaian konflik secara damai.

 

Konflik global saat ini seringkali diperburuk oleh kepentingan politik, ekonomi, dan ideologi yang sempit. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjadi pihak yang mampu meredakan ketegangan dan mencari jalan tengah yang adil. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal ini. Sepanjang hidupnya, beliau lebih memilih jalur damai ketika menghadapi konflik, seperti saat Perjanjian Hudaibiyah.

 

Menjaga perdamaian juga berarti menegakkan keadilan. Islam memerintahkan umatnya untuk selalu berlaku adil bahkan terhadap musuh sekalipun. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa" (QS. Al-Maidah: 8). Ayat ini menegaskan bahwa perdamaian sejati hanya dapat tercapai jika keadilan ditegakkan.

 

Di tengah arus globalisasi dan informasi yang cepat, peran umat Islam menjadi semakin penting dalam meluruskan narasi yang menyesatkan tentang Islam. Banyak konflik yang terjadi saat ini dipicu oleh kesalahpahaman dan prasangka negatif terhadap ajaran Islam. Maka dari itu, umat Islam perlu menunjukkan wajah Islam yang penuh kasih, toleransi, dan keterbukaan.

 

Umat Islam juga diajarkan untuk menjadi penengah ketika terjadi perselisihan di antara sesama. Dalam Al-Qur’an disebutkan, "Jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya" (QS. Al-Hujurat: 9). Perintah ini relevan untuk diterapkan dalam konteks yang lebih luas, termasuk di antara bangsa-bangsa yang saling berseteru.

 

Kehadiran lembaga-lembaga Islam internasional seperti OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) menjadi wujud nyata dari peran strategis umat Islam dalam upaya diplomasi perdamaian. Umat Islam perlu mendorong peran aktif lembaga-lembaga ini agar dapat memediasi konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.

 

Selain melalui diplomasi, umat Islam juga berperan penting dalam aksi kemanusiaan. Ketika terjadi bencana akibat konflik bersenjata, umat Islam wajib hadir untuk membantu korban tanpa memandang suku, agama, atau bangsa. Prinsip kemanusiaan dalam Islam melampaui batas-batas identitas sempit.

 

Pendidikan juga menjadi kunci utama dalam menciptakan generasi Muslim yang cinta damai. Dengan membekali generasi muda dengan pemahaman Islam yang benar dan moderat, umat Islam akan mampu melahirkan individu-individu yang mampu menjadi agen perdamaian di lingkungan mereka masing-masing.

 

Di level individu, umat Islam juga bisa berkontribusi dengan menyebarkan pesan damai di media sosial dan lingkungan sekitar. Perkataan dan sikap sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai Islam seperti sabar, menghormati perbedaan, dan tidak mudah terprovokasi menjadi cerminan dakwah yang sangat efektif di era digital.

 

Dalam Islam, menyebarkan kedamaian adalah bagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda, “Sebarkanlah salam di antara kalian” (HR. Muslim). Salam adalah simbol bahwa umat Islam harus menjadi penyampai rasa aman dan damai kepada sesama manusia, baik sesama Muslim maupun non-Muslim.

                                                                                        

Peran strategis umat Islam dalam menjaga perdamaian juga dapat diwujudkan melalui doa dan munajat. Doa adalah senjata orang beriman. Dalam banyak peristiwa, kekuatan spiritual yang dipancarkan dari doa kolektif umat Islam mampu membuka jalan bagi terwujudnya kedamaian.

Umat Islam perlu terus mempererat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Di tengah dunia yang terpecah oleh konflik identitas, umat Islam dapat menjadi perekat sosial yang menebarkan kasih sayang dan rasa persatuan.

Tantangan menjaga perdamaian memang berat, tetapi umat Islam memiliki modal besar berupa ajaran yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan istiqamah di jalan Islam yang lurus, umat ini dapat menjadi harapan bagi dunia yang merindukan kedamaian.

Di akhir, semoga umat Islam mampu menjadi pelita yang menerangi dunia yang sedang gelap oleh permusuhan. Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus” (QS. Yunus: 25). Darussalam bukan hanya surga di akhirat, tetapi juga mencerminkan harapan akan dunia yang damai dan sejahtera.

 


LihatTutupKomentar