Ukhuwah Islamiyah dalam Era Polarisasi Sosial

 

Oleh : Suripah, S.Kom.I

(Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Talang Empat Kab.Bengkulu Tengah)



Di era modern ini, polarisasi sosial semakin nyata dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perbedaan pandangan politik, ekonomi, budaya, hingga agama sering kali menjadi sumber konflik yang memecah belah masyarakat. Di tengah situasi ini, ukhuwah islamiyah atau persaudaraan dalam Islam menawarkan solusi yang sangat relevan untuk merajut kembali tali persatuan yang terputus.

 

Ukhuwah islamiyah adalah konsep persaudaraan yang mengajarkan keterikatan hati dan solidaritas di antara umat muslim, tanpa memandang perbedaan suku, bangsa, atau status sosial. Dalam Al-Quran, Allah menegaskan bahwa seluruh umat muslim adalah saudara. Persaudaraan ini tidak hanya bersifat horizontal antar sesama manusia, tetapi juga vertikal dengan Allah sebagai Pencipta.

 

Dalam sejarah Islam, ukhuwah islamiyah menjadi kekuatan utama dalam membangun peradaban yang kokoh dan damai. Rasulullah SAW mencontohkan ukhuwah yang sangat kuat ketika mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah. Perbedaan latar belakang tidak menjadi penghalang untuk hidup rukun dan saling membantu. Ini adalah bukti bahwa ukhuwah islamiyah mampu menyatukan hati di tengah perbedaan yang ada.

 

Di era polarisasi sosial saat ini, ukhuwah islamiyah menjadi lebih penting dari sebelumnya. Polarisasi sering kali terjadi karena hilangnya rasa empati dan meningkatnya egoisme kelompok. Ukhuwah islamiyah mengajarkan untuk meletakkan persaudaraan di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Ini adalah prinsip dasar yang mampu meredam konflik sosial yang kerap dipicu oleh perbedaan pendapat.

 

Islam mengajarkan untuk tidak saling menghina dan merendahkan sesama muslim. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan tidak seharusnya menjadi alasan perpecahan. Dalam ukhuwah islamiyah, perbedaan dipandang sebagai rahmat yang memperkaya kehidupan sosial. Dengan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan, polarisasi sosial dapat diminimalkan.

 

Salah satu penyebab polarisasi sosial adalah informasi yang tidak akurat dan penyebaran hoaks. Dalam ukhuwah islamiyah, menjaga lisan dan tulisan adalah bagian dari akhlak yang mulia. Islam melarang ghibah (menggunjing) dan fitnah, yang sering kali menjadi pemicu konflik sosial. Dengan menyebarkan kebenaran dan menjaga kehormatan sesama, persaudaraan Islam dapat menjadi solusi atas perpecahan yang diakibatkan oleh berita bohong.

 

Ukhuwah islamiyah juga mengajarkan pentingnya saling tolong-menolong dalam kebaikan. Di tengah polarisasi sosial yang membuat masyarakat semakin individualistis, ukhuwah mengingatkan umat muslim untuk saling peduli dan membantu. Ini tidak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menciptakan solidaritas yang kuat dalam menghadapi masalah bersama.

 

Islam sangat menjunjung tinggi keadilan dan persamaan hak. Ukhuwah islamiyah menolak diskriminasi berdasarkan suku, warna kulit, dan status sosial. Dalam pandangan Islam, semua manusia adalah sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah ketakwaannya. Dengan mengedepankan prinsip keadilan, polarisasi sosial yang disebabkan oleh ketidakadilan dapat diatasi.

 

Di era media sosial yang sering kali memperkeruh polarisasi, ukhuwah islamiyah mengajarkan untuk bijak dalam berkomunikasi. Islam mengingatkan untuk tidak menyebarkan kebencian dan fitnah. Sebaliknya, umat muslim diajak untuk menyebarkan kasih sayang dan perdamaian. Dengan komunikasi yang baik dan bijak, polarisasi sosial yang dipicu oleh media sosial dapat diredam.

 

Dalam ukhuwah islamiyah, konflik tidak harus berakhir dengan perpecahan. Islam mengajarkan untuk menyelesaikan konflik dengan musyawarah dan perdamaian. Musyawarah adalah cara terbaik untuk mencapai kesepakatan tanpa harus mengorbankan persaudaraan. Dengan mengedepankan dialog yang santun dan saling mendengarkan, konflik sosial dapat diselesaikan secara damai.

 

Rasulullah SAW selalu mencontohkan sikap pemaaf dan penyayang, bahkan kepada orang yang berbeda keyakinan. Dalam ukhuwah islamiyah, memaafkan adalah kekuatan yang mampu meredakan konflik dan polarisasi sosial. Dengan hati yang lapang dan tidak menyimpan dendam, persatuan umat akan tetap terjaga.

 

Ukhuwah islamiyah juga mengajarkan untuk mendoakan kebaikan bagi saudara seiman. Doa adalah bentuk kasih sayang yang sangat tulus. Dengan saling mendoakan, rasa persaudaraan akan semakin erat dan polarisasi sosial yang dipicu oleh kebencian dapat terkikis.

 

Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter yang mengedepankan ukhuwah islamiyah. Pendidikan yang berbasis nilai-nilai Islam akan melahirkan generasi yang menghargai perbedaan dan mampu hidup berdampingan secara damai. Dengan menanamkan nilai persaudaraan sejak dini, polarisasi sosial di masa depan dapat diminimalkan.

 

Selain itu, ukhuwah islamiyah tidak hanya terbatas pada sesama muslim, tetapi juga mencakup ukhuwah insaniyah, yaitu persaudaraan kemanusiaan. Islam mengajarkan untuk menghormati hak-hak non-muslim dan hidup berdampingan secara damai. Dengan menjunjung tinggi toleransi, konflik sosial yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan dapat dihindari.

 

Di tengah krisis kemanusiaan global, ukhuwah islamiyah mengajarkan untuk peduli kepada sesama tanpa melihat perbedaan suku, agama, atau bangsa. Islam mengajarkan untuk membantu orang yang membutuhkan, baik muslim maupun non-muslim. Ini adalah bentuk solidaritas global yang sangat relevan di era polarisasi sosial yang sering kali dipicu oleh perbedaan identitas.

 

Ukhuwah islamiyah juga mengajarkan untuk tidak fanatik secara berlebihan. Fanatisme kelompok adalah salah satu penyebab utama polarisasi sosial. Islam mengajarkan sikap moderat (wasathiyah) yang seimbang dan tidak berlebihan. Dengan sikap moderat, perbedaan dapat disikapi dengan bijak tanpa harus menimbulkan konflik.

 

Di tengah polarisasi politik yang tajam, ukhuwah islamiyah mengajarkan untuk tidak saling memusuhi hanya karena perbedaan pilihan politik. Islam mengajarkan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan harus disikapi dengan bijak. Dengan menempatkan ukhuwah di atas kepentingan politik, persatuan umat akan tetap terjaga.

 

Kesimpulannya, ukhuwah islamiyah adalah solusi yang sangat relevan dalam menghadapi polarisasi sosial. Dengan mengedepankan persaudaraan, empati, dan toleransi, perpecahan dapat diatasi. Ukhuwah islamiyah bukan hanya ajaran agama, tetapi juga kebutuhan sosial yang mampu menciptakan kedamaian dan persatuan di tengah masyarakat yang semakin terfragmentasi.

 

Semoga ukhuwah islamiyah senantiasa terjaga dan menjadi perekat di tengah perbedaan yang ada. Dengan menjunjung tinggi persaudaraan, umat muslim dapat menjadi teladan dalam menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.

 


LihatTutupKomentar