Oleh : Suripah, S.Kom.I (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Talang Empat)
Islam adalah agama yang
menempatkan manusia sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia
memiliki amanah besar untuk menjaga dan memelihara lingkungan sebagai bagian
dari ciptaan Allah SWT. Di tengah krisis iklim global yang semakin nyata, umat
Islam diingatkan kembali akan tanggung jawab ini.
Allah SWT berfirman, "Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya"
(QS. Hud: 61). Ayat ini menegaskan bahwa tugas manusia bukan hanya memanfaatkan
bumi, tetapi juga memeliharanya agar tetap lestari dan bermanfaat bagi seluruh
makhluk.
Krisis iklim global telah
membawa dampak buruk bagi kehidupan, seperti perubahan cuaca ekstrem,
mencairnya es di kutub, dan bencana alam yang semakin sering terjadi. Islam
memandang bahwa kerusakan di bumi terjadi akibat ulah manusia sendiri. Allah
SWT berfirman, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia" (QS. Ar-Rum: 41).
Sebagai umat Islam, menjaga
lingkungan adalah bagian dari ibadah dan perwujudan rasa syukur kepada Allah
SWT. Setiap tindakan yang merusak alam, seperti pembalakan liar, pencemaran
sungai, dan pemborosan energi, adalah bentuk pelanggaran terhadap amanah yang
telah Allah berikan kepada manusia.
Rasulullah SAW adalah teladan
dalam menjaga lingkungan. Beliau selalu mengajarkan untuk tidak berlebihan
dalam menggunakan sumber daya, bahkan saat berwudhu. Dalam sebuah hadis
disebutkan, "Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam menggunakan air,
walaupun kalian berada di sungai yang mengalir" (HR. Ahmad). Hadis
ini menunjukkan pentingnya sikap hemat dan bijak dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
Islam juga mengajarkan
pentingnya menanam pohon dan menjaga kelestarian tanaman. Rasulullah SAW
bersabda, "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon atau menabur benih,
lalu burung, manusia atau binatang memakan darinya, melainkan itu menjadi
sedekah baginya" (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini mendorong umat
Islam untuk berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Dalam konteks krisis iklim saat
ini, umat Islam dituntut untuk lebih peduli terhadap upaya pelestarian
lingkungan. Perubahan pola konsumsi, pengurangan emisi karbon, serta dukungan
terhadap energi terbarukan adalah langkah konkret yang sesuai dengan prinsip
Islam dalam menjaga bumi.
Umat Islam juga diajarkan untuk
menjaga keseimbangan (mizan) yang telah Allah ciptakan di alam semesta. Allah
SWT berfirman, "Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan
neraca (keadilan), agar kamu jangan melampaui batas dalam neraca itu"
(QS. Ar-Rahman: 7-8). Melampaui batas dalam konteks lingkungan adalah ketika
manusia mengeksploitasi alam tanpa memikirkan dampaknya.
Selain menjaga lingkungan, Islam
juga mengajarkan untuk tidak melakukan kerusakan (fasad) di muka bumi. "Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)
memperbaikinya" (QS. Al-A'raf: 56). Ayat ini menjadi peringatan keras
agar umat manusia tidak merusak tatanan alam yang telah Allah ciptakan dengan
sempurna.
Peran umat Islam dalam merespons
krisis iklim global bisa dilakukan melalui aksi nyata seperti kampanye
lingkungan, gerakan menanam pohon, dan membangun kesadaran tentang pentingnya
gaya hidup ramah lingkungan. Dakwah pun bisa diarahkan pada isu-isu ekologi
yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Krisis iklim juga berkaitan
dengan keadilan sosial. Masyarakat miskin sering menjadi korban paling
terdampak dari bencana lingkungan, padahal mereka adalah pihak yang paling
sedikit berkontribusi terhadap kerusakan alam. Islam memerintahkan kita untuk
peduli dan membantu kaum yang lemah serta memperjuangkan keadilan.