Oleh : Suripah, S.Kom.I
(Penyuluh Agama Islam KUA
Kecamatan Talang Empat Kab.Bengkulu Tengah)
Dalam Islam, rezeki seringkali dikaitkan dengan harta benda
atau kekayaan materi. Padahal, makna rezeki jauh lebih luas dan dalam. Islam
mengajarkan bahwa rezeki bukan sekadar apa yang tampak secara fisik, melainkan
mencakup segala bentuk karunia dan nikmat dari Allah SWT. Rezeki dapat berwujud
kesehatan, keluarga yang harmonis, ilmu yang bermanfaat, waktu yang berkah,
serta ketenangan jiwa.
Islam memandang rezeki sebagai bentuk kasih sayang Allah
kepada hamba-Nya. Rezeki tidak selalu berwujud kekayaan materi, karena
kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari harta yang melimpah. Bahkan,
kekayaan yang tidak diberkahi justru dapat membawa kegelisahan dan kesedihan.
Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya keberkahan dalam rezeki, bukan
sekadar jumlahnya.
Kesehatan adalah salah satu bentuk rezeki yang sangat
berharga. Sehatnya tubuh dan pikiran memungkinkan seseorang untuk beribadah
dengan khusyuk, bekerja dengan optimal, dan menikmati kehidupan dengan penuh
syukur. Banyak orang yang memiliki harta melimpah namun tidak bisa menikmatinya
karena sakit. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah rezeki yang seringkali
dianggap remeh, padahal sangat bernilai.
Selain kesehatan, waktu yang berkah juga merupakan rezeki
dalam pandangan Islam. Tidak semua orang diberi kesempatan untuk menggunakan
waktunya dengan baik dan produktif. Seseorang mungkin memiliki banyak waktu luang,
namun jika tidak digunakan untuk hal yang bermanfaat, maka waktu tersebut tidak
membawa keberkahan. Islam mengajarkan pentingnya menghargai waktu dan
memanfaatkannya untuk kebaikan.
Rezeki dalam bentuk ilmu yang bermanfaat juga sangat
dihargai dalam Islam. Ilmu yang membawa kebaikan dan memberikan manfaat kepada
orang lain adalah karunia yang luar biasa. Dengan ilmu, seseorang dapat
menjalani hidup dengan bijak, mengatasi berbagai persoalan, dan membawa
perubahan positif dalam masyarakat. Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu
bentuk rezeki yang pahalanya akan terus mengalir meski pemiliknya telah tiada.
Keluarga yang harmonis juga termasuk dalam kategori rezeki
yang sangat bernilai. Kehidupan yang penuh kasih sayang, saling mendukung, dan
jauh dari konflik adalah anugerah yang tidak bisa diukur dengan materi. Islam
sangat menekankan pentingnya menjaga keharmonisan keluarga sebagai salah satu
bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.
Tidak hanya itu, sahabat yang baik dan lingkungan yang positif
juga merupakan rezeki yang patut disyukuri. Kehadiran orang-orang yang
mendukung dalam kebaikan dan mengingatkan saat lalai adalah nikmat yang sangat
berharga. Persahabatan yang membawa pada kebaikan dan ketakwaan adalah bagian
dari rezeki yang seringkali tidak disadari.
Rezeki dalam Islam juga mencakup ketenangan jiwa dan
kebahagiaan batin. Kebahagiaan yang hakiki tidak selalu datang dari harta
benda, melainkan dari kedamaian hati dan ketentraman pikiran. Orang yang
memiliki banyak harta namun gelisah dan tidak tenang hatinya, tidak bisa
dikatakan mendapatkan rezeki yang berkah. Islam mengajarkan bahwa ketenangan
jiwa adalah hasil dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Keberkahan dalam hidup juga merupakan bentuk rezeki yang
luar biasa. Rezeki yang berkah bukan hanya soal jumlah, tetapi tentang
bagaimana manfaat dari rezeki tersebut dirasakan oleh pemiliknya dan
orang-orang di sekitarnya. Kekayaan yang sedikit namun membawa kebahagiaan dan
kedamaian jauh lebih baik daripada kekayaan melimpah yang justru membawa
keresahan.
Islam mengajarkan bahwa rezeki sudah ditetapkan oleh Allah
SWT, dan setiap orang akan mendapatkan bagiannya masing-masing. Tidak perlu
merasa iri dengan rezeki orang lain, karena setiap rezeki memiliki keberkahan
yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah mensyukuri apa yang dimiliki dan
memanfaatkannya dengan bijak untuk kebaikan.
Penting untuk memahami bahwa rezeki tidak hanya datang dari
usaha keras semata, tetapi juga karena kasih sayang Allah SWT. Oleh karena itu,
seorang muslim diajarkan untuk tidak sombong dengan rezeki yang dimiliki dan
selalu bersyukur atas setiap karunia yang diberikan. Syukur adalah kunci utama
dalam menjaga keberkahan rezeki.
Islam juga mengajarkan untuk berbagi rezeki kepada orang
yang membutuhkan. Dengan bersedekah, seseorang tidak akan kehilangan harta,
melainkan justru akan mendapatkan keberkahan yang lebih besar. Berbagi adalah
cara untuk membersihkan harta dan menyucikan hati dari sifat kikir dan serakah.
Dalam Islam, kerja keras dan usaha tetap dihargai sebagai
bagian dari ikhtiar dalam mencari rezeki. Namun, hasil akhirnya tetap
ditentukan oleh Allah SWT. Keyakinan bahwa rezeki sudah ditetapkan akan membuat
seseorang lebih tenang dalam menghadapi kehidupan, tanpa perlu merasa cemas
atau khawatir secara berlebihan.
Banyak orang yang mengira bahwa kekayaan materi adalah
satu-satunya bentuk rezeki, sehingga mereka mengejarnya dengan cara yang tidak
halal. Padahal, Islam sangat menekankan pentingnya mencari rezeki dengan cara
yang baik dan halal. Harta yang didapatkan dengan cara yang haram tidak akan
pernah membawa keberkahan dalam hidup.
Islam juga mengajarkan bahwa rezeki bisa datang dari arah
yang tidak terduga. Ketika seseorang bertawakal dan berserah diri kepada Allah,
maka Allah akan mencukupi kebutuhannya dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Keyakinan ini akan membuat seseorang lebih tenang dan tidak mudah putus asa
dalam menghadapi ujian hidup.
Selain itu, doa adalah salah satu cara untuk meminta rezeki
yang berkah. Seorang muslim diajarkan untuk selalu memohon rezeki yang baik dan
dijauhkan dari rezeki yang membawa mudarat. Doa juga menjadi pengingat bahwa
rezeki adalah hak prerogatif Allah, sehingga tidak boleh disombongkan atau
disalahgunakan.
Rezeki yang berkah adalah rezeki yang memberikan kebaikan
bagi diri sendiri dan orang lain. Islam mengajarkan bahwa setiap harta yang
dimiliki harus dimanfaatkan untuk kebaikan, baik untuk keluarga, masyarakat,
maupun agama. Dengan begitu, rezeki yang diterima akan menjadi amal jariyah
yang pahalanya terus mengalir.
Kesimpulannya, makna rezeki dalam Islam sangatlah luas dan
tidak terbatas pada harta benda. Rezeki meliputi kesehatan, ilmu yang
bermanfaat, keluarga yang harmonis, ketenangan jiwa, waktu yang berkah, serta
keberkahan dalam hidup. Semua itu adalah bentuk kasih sayang Allah yang patut
disyukuri.
Dengan memahami makna rezeki yang sebenarnya, seorang muslim
akan lebih bijak dalam menjalani hidup dan lebih bersyukur atas setiap karunia
yang diberikan. Islam mengajarkan keseimbangan antara usaha duniawi dan ibadah,
serta pentingnya bersyukur dan berbagi kepada sesama.
Pada akhirnya, rezeki yang paling utama adalah keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT. Segala bentuk karunia yang diberikan hanyalah
titipan yang harus dijaga dan dimanfaatkan untuk kebaikan. Semoga kita
senantiasa diberi rezeki yang berkah dan bermanfaat di dunia maupun di akhirat.