Nama : Fenti Aisyah, S.H.I
Unit Kerja : Kanto Urusan Agama (KUA) Kec.
Talang Empat
Penyuluh Agama Islam KementerianAgama
Kabupaten Bengkulu Tengah
Di era
globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, generasi muda menghadapi
berbagai tantangan yang dapat menggoyahkan moral dan karakter mereka. Pergaulan
bebas, penyalahgunaan narkoba, serta lunturnya nilai-nilai etika menjadi
permasalahan yang semakin mengkhawatirkan. Dalam menghadapi situasi ini, agama
memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak muda agar tetap berada di
jalur yang benar dan tidak terjerumus dalam perilaku yang merusak.
Agama
mengajarkan nilai-nilai moral yang kuat, seperti kejujuran, disiplin, kasih
sayang, dan tanggung jawab. Ajaran-ajaran ini menjadi fondasi utama dalam
membentuk pribadi yang berintegritas. Ketika seorang pemuda memiliki pemahaman
agama yang baik, ia akan lebih mampu membedakan antara yang benar dan salah
serta memiliki kesadaran untuk menjalankan hidup sesuai dengan nilai-nilai
luhur yang diajarkan agama.
Salah satu
tantangan terbesar bagi generasi muda saat ini adalah pergaulan bebas. Dengan
semakin terbukanya akses informasi dan perubahan budaya yang cepat,
batasan-batasan moral sering kali diabaikan. Agama memberikan pedoman yang
jelas dalam menjaga kehormatan diri dan membangun hubungan sosial yang sehat.
Dengan memahami ajaran agama, anak muda akan lebih bijak dalam berinteraksi dan
menghindari perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Selain itu,
penyalahgunaan narkoba menjadi ancaman serius bagi generasi muda. Banyak faktor
yang menyebabkan seseorang terjerumus dalam jerat narkoba, seperti tekanan
sosial, rasa ingin tahu, dan kurangnya pegangan hidup. Agama mengajarkan
pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental serta memberikan solusi spiritual
untuk menghadapi tekanan hidup. Doa, ibadah, dan mendekatkan diri kepada Tuhan
dapat menjadi jalan bagi anak muda untuk menemukan ketenangan tanpa harus
mencari pelarian dalam hal-hal yang merusak.
Krisis moral
juga terlihat dalam menurunnya rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial di
kalangan anak muda. Individualisme yang berlebihan serta pengaruh budaya
konsumtif membuat banyak dari mereka lebih mementingkan diri sendiri
dibandingkan membantu sesama. Dalam hal ini, agama mengajarkan pentingnya
berbagi, tolong-menolong, dan memiliki kepedulian terhadap orang lain. Zakat,
sedekah, dan kegiatan sosial berbasis keagamaan dapat menjadi sarana bagi
generasi muda untuk belajar tentang empati dan kebersamaan.
Pendidikan agama
di lingkungan keluarga dan sekolah berperan besar dalam membentuk karakter anak
muda. Orang tua memiliki kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak
dini agar anak memiliki pegangan yang kuat dalam menjalani kehidupan. Selain
itu, sekolah juga perlu mengintegrasikan pendidikan moral dan spiritual dalam
kurikulumnya agar para siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga
memiliki akhlak yang baik.
Di era digital,
tantangan dalam mempertahankan nilai moral semakin kompleks. Media sosial yang
berkembang pesat dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai positif, tetapi
juga bisa menjadi sumber pengaruh negatif. Oleh karena itu, anak muda perlu
memiliki filter yang kuat dalam menyerap informasi. Agama mengajarkan
pentingnya berpikir kritis dan memilah mana yang baik dan buruk. Dengan
memiliki pemahaman agama yang kokoh, mereka dapat lebih selektif dalam
mengonsumsi informasi serta menjauhkan diri dari konten-konten yang tidak
sesuai dengan nilai moral.
Selain itu,
komunitas keagamaan memiliki peran penting dalam membimbing anak muda agar
tetap berada dalam lingkungan yang positif. Bergabung dalam kegiatan keagamaan
seperti pengajian, retret, atau kelompok diskusi rohani dapat membantu mereka
untuk tetap terarah dalam menjalani kehidupan. Lingkungan yang baik akan
memberikan pengaruh positif, mencegah mereka dari pengaruh buruk, serta
memperkuat keyakinan dan prinsip hidup mereka.
Agar agama dapat
benar-benar berperan dalam membentuk karakter generasi muda, diperlukan
pendekatan yang relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman. Pendekatan yang
terlalu kaku justru dapat membuat anak muda merasa jauh dari nilai-nilai agama.
Oleh karena itu, metode dakwah dan pendidikan agama harus bersifat inklusif, interaktif,
dan mampu menjawab tantangan zaman modern.
Kesimpulannya,
agama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda
di tengah krisis moral yang semakin kompleks. Dengan memahami dan mengamalkan
ajaran agama, anak muda dapat memiliki pegangan yang kuat dalam menghadapi
pergaulan bebas, narkoba, serta berbagai tantangan moral lainnya. Dukungan dari
keluarga, sekolah, serta komunitas keagamaan akan semakin memperkuat fondasi
moral mereka, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang berakhlak,
bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi masyarakat.