Membangun Generasi Tangguh dengan Semangat Hijriyah

 


Oleh : Suripah, S.Kom.I (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Talang Empat ) Benteng

Tahun Baru Hijriyah bukan sekadar penanda waktu dalam kalender Islam, melainkan momen reflektif yang sarat makna perjuangan dan perubahan. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi simbol transformasi menuju kehidupan yang lebih baik. Semangat hijrah ini perlu ditanamkan kepada generasi muda, baik siswa SD, SMP, SMA reguler maupun inklusi, sebagai landasan pendidikan karakter.

 

Nilai-nilai hijrah seperti kejujuran, semangat pantang menyerah, dan kepedulian sosial menjadi pilar penting dalam membangun generasi yang tangguh. Dalam konteks pendidikan karakter, semangat hijrah mengajarkan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik dimulai dari niat dan keteguhan hati.

 

Allah SWT berfirman:

﴿ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ﴾

"Inna Allāha lā yughayyiru mā biqawmin ḥattā yughayyirū mā bi’anfusihim"

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

 

Ayat ini menegaskan bahwa perubahan besar bermula dari perubahan pribadi. Pendidikan karakter melalui semangat hijriyah bisa dimulai dengan membiasakan nilai kejujuran dalam keseharian. Anak-anak perlu didorong untuk berkata benar, tidak menyontek, dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

 

Semangat juang juga menjadi pelajaran utama dari peristiwa hijrah. Rasulullah SAW dan para sahabat menghadapi banyak rintangan, namun tetap tegar dan berserah kepada Allah. Sikap ini perlu ditanamkan kepada siswa agar tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan belajar, bullying, atau keterbatasan fisik maupun sosial.

Allah SWT berfirman:

﴿ وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ ﴾

"Wa alladhīna jāhadū fīnā lanahdiyannahum subulanā wa inna Allāha lamaʿa al-muḥsinīn"

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

 

Siswa inklusi juga perlu diajak memahami bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk menjadi pribadi kuat dan bermanfaat. Semangat hijrah mendorong mereka untuk terus berkembang, mengatasi tantangan belajar, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial sesuai kemampuan mereka.

 

Nilai kepedulian sosial juga penting. Nabi SAW membangun persaudaraan (ukhuwah) antara kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah sebagai fondasi masyarakat baru yang saling tolong-menolong. Generasi muda harus dibina untuk peduli pada teman yang kesulitan, menghargai perbedaan, dan mau berbagi.

 

Allah SWT berfirman:

﴿ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ﴾

"Wa ta‘āwanū ‘alā al-birri wa at-taqwā"

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

 

Melalui semangat hijriyah, siswa dapat dibimbing untuk menjadi pribadi jujur, semangat, dan peduli. Sekolah sebagai lingkungan pembinaan harus menyediakan ruang untuk pembiasaan karakter melalui kegiatan seperti cerita inspiratif, simulasi hijrah, proyek sosial, dan program kelas peduli.

 

Membangun generasi tangguh bukan sekadar memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan yang kokoh. Dengan semangat hijriyah sebagai inspirasi, generasi muda akan tumbuh menjadi insan yang berdaya tahan, optimis, dan siap menghadapi tantangan zaman.


LihatTutupKomentar