Oleh : Suripah, S.Kom.I (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Talang Empat)
Islamophobia adalah fenomena
global yang semakin marak dalam beberapa dekade terakhir. Islamophobia merujuk
pada prasangka, diskriminasi, dan ketakutan yang tidak berdasar terhadap Islam
dan umat Muslim. Tantangan ini tidak hanya memengaruhi citra Islam di mata
dunia, tetapi juga menimbulkan rasa tidak aman bagi umat Muslim di berbagai
belahan dunia. Oleh sebab itu, penting bagi umat Islam untuk merespons fenomena
ini dengan bijak, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Allah SWT berfirman, “Dan
Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam” (QS. Al-Anbiya: 107). Ayat ini menegaskan bahwa misi Islam
adalah membawa rahmat dan kebaikan, bukan permusuhan atau kekerasan. Maka,
dalam menghadapi Islamophobia, umat Islam harus tetap menampilkan akhlak yang
mulia dan menjauhi sikap emosional yang kontraproduktif.
Strategi pertama yang harus
dilakukan adalah memperkuat pemahaman tentang Islam yang benar, baik di
kalangan umat Muslim sendiri maupun kepada masyarakat luas. Banyaknya
kesalahpahaman terhadap ajaran Islam seringkali disebabkan oleh minimnya
edukasi dan maraknya stereotip negatif yang disebarluaskan oleh media. Oleh
karena itu, dakwah yang cerdas dan damai menjadi kunci penting dalam memerangi
Islamophobia.
Rasulullah SAW telah
mencontohkan cara merespons kebencian dengan akhlak yang luhur. Ketika beliau
dihina dan disakiti oleh kaum Quraisy, Rasulullah tetap membalas dengan kesabaran
dan kebaikan. Allah SWT berfirman, “Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah dia adalah teman yang sangat setia” (QS. Fussilat: 34). Ayat
ini menjadi pedoman dalam merespons fitnah dan permusuhan dengan kelembutan.
Selain itu, penting bagi umat
Islam untuk memperkuat solidaritas dan ukhuwah Islamiyah agar tidak mudah
terpecah belah akibat provokasi yang datang dari luar. Persatuan umat akan
menjadi benteng yang kokoh dalam menghadapi ancaman Islamophobia. Dengan
persatuan, umat Islam dapat saling mendukung dan membantu sesama yang menjadi
korban diskriminasi dan ketidakadilan.
Dalam konteks global, umat Islam
juga perlu aktif membangun dialog antaragama dan lintas budaya. Pendekatan
dialogis dan kolaboratif sangat efektif dalam menghilangkan prasangka serta
membangun jembatan pemahaman yang lebih baik antara umat Muslim dan non-Muslim.
Islam memerintahkan untuk berdakwah dengan cara yang baik. “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik” (QS. An-Nahl: 125).
Di era modern ini, media sosial
menjadi alat yang sangat kuat untuk meluruskan informasi yang salah tentang
Islam. Umat Islam dapat memanfaatkan media ini untuk menyebarkan pesan damai,
toleransi, dan menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang cinta kasih dan penuh
rahmat. Konten positif yang dikemas dengan kreatif dapat menjadi senjata ampuh
untuk melawan narasi negatif tentang Islam.
Tidak hanya dalam skala global,
respon bijak terhadap Islamophobia juga harus diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap Muslim hendaknya menjadi duta Islam yang mencerminkan
nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan kasih sayang. Dengan menunjukkan perilaku
yang baik dalam interaksi sosial, perlahan citra Islam yang damai akan lebih
mudah diterima oleh masyarakat yang masih diliputi prasangka.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad). Hadis ini menjadi
pengingat bahwa menghadapi Islamophobia tidak cukup hanya dengan argumen,
tetapi juga harus dibarengi dengan keteladanan dalam akhlak.
Menghadapi Islamophobia adalah
ujian bagi umat Islam untuk tetap sabar dan menjaga integritas diri sesuai
tuntunan syariat. Umat Islam dituntut untuk terus aktif berdakwah dengan hikmah
dan membangun perdamaian di tengah masyarakat yang majemuk. Dengan strategi
yang damai dan bijak, Islamophobia tidak hanya dapat diluruskan, tetapi juga
menjadi peluang bagi umat Islam untuk menunjukkan keindahan ajaran Islam yang
sesungguhnya.