Karang Tinggi – Bengkulu Tengah
Langkah pengabdian tak selalu harus dimulai dari panggung besar. Bagi Nada Apriyanti Ayulia, S.HI, penyuluh agama Islam fungsional di KUA Kecamatan Karang Tinggi, segalanya berawal dari interaksi sederhana bersama warga desa. Dari rumah ke rumah, dari posyandu ke masjid, dari forum ibu-ibu PKK hingga diskusi santai dengan kader kesehatan. Di sanalah Nada menanam benih dakwah—tentang pentingnya menjaga kesehatan, gizi, dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan keluarga.
Nada dikenal di tengah masyarakat sebagai penyuluh yang dekat dengan warga. Ia tidak hanya menyampaikan ceramah agama, tetapi juga aktif memberi penyuluhan tentang peran Islam dalam mencegah stunting, mendidik anak secara islami, serta pentingnya gizi seimbang bagi ibu hamil dan balita. Dari sinilah lahir gagasan inovatif yang kemudian diberi nama “Giat Nugget Belkong”—sebuah program pemberdayaan masyarakat berbasis penyuluhan kesehatan dan pangan lokal yang digerakkan bersama kelompok ketahanan pangan desa.
Perjalanan menuju PAI Award 2025 tidak instan. Nada mengawali langkahnya dari seleksi tingkat kabupaten yang digelar oleh Kementerian Agama Bengkulu Tengah. Dengan presentasi yang lugas, data lapangan yang kuat, dan pendekatan yang menyentuh aspek spiritual dan sosial, ia berhasil lolos sebagai wakil kabupaten untuk mengikuti ajang PAI Award tingkat Provinsi Bengkulu.
Pada 30 April 2025, melalui seleksi ketat yang diselenggarakan secara daring oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, Nada tampil meyakinkan. Ia mempresentasikan metode penyuluhan yang bukan hanya teoritis, tetapi telah diterapkan dan dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat di Desa Sri Kuncoro.
Ketekunannya berbuah manis. Nada dinobatkan sebagai Juara 1 PAI Award 2025 Tingkat Provinsi Bengkulu dalam kategori Kesehatan Masyarakat, mengungguli peserta dari berbagai kabupaten/kota lainnya. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa kerja-kerja kecil yang dilakukan dengan hati, keikhlasan, dan strategi yang tepat bisa berdampak besar dan diakui secara luas.
“Ini bukan semata tentang saya, ini tentang masyarakat yang mau bergerak bersama. Tentang para ibu yang belajar membuat makanan sehat untuk anaknya, tentang para kader yang setia hadir di setiap posyandu, dan tentang ajaran Islam yang begitu lengkap membimbing kehidupan umat,” ujar Nada penuh haru.
Ke depan, Nada akan mewakili Provinsi Bengkulu dalam ajang PAI Award Tingkat Nasional 2025. Ia membawa semangat dari desa, semangat dari garis depan pelayanan umat, untuk menunjukkan bahwa penyuluh agama Islam bukan hanya juru dakwah, tapi juga agen perubahan sosial.
Kepala KUA Karang Tinggi, serta segenap keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Bengkulu Tengah, memberikan apresiasi dan dukungan penuh atas prestasi ini. Keberhasilan Nada menjadi inspirasi dan penyemangat baru bagi seluruh penyuluh di wilayah Bengkulu Tengah untuk terus berinovasi dan mengabdi bagi kemaslahatan umat.