Oleh : Suripah, S.Kom.I (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Talang Empat ) Benteng
Ibadah haji adalah perjalanan
spiritual yang agung, rukun Islam yang kelima, dan panggilan mulia dari Allah
SWT bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Bagi calon jamaah
haji, terutama para lansia dan pendampingnya, kesiapan fisik memang penting,
namun yang tak kalah penting adalah bekal ruhani berupa zikir dan doa. Zikir
dan doa bukan sekadar ucapan lisan, tetapi adalah kunci untuk menghidupkan
hati, menjaga kesadaran akan kehadiran Allah, dan menenangkan jiwa selama
menjalani rangkaian ibadah yang panjang dan melelahkan.
Zikir adalah mengingat Allah
dalam setiap kondisi, baik dalam suka maupun duka, dalam keramaian maupun
kesendirian. Haji adalah momentum ketika seorang Muslim kembali kepada
fitrahnya, membersihkan diri dari dosa, dan mengikhlaskan seluruh amal untuk
Allah semata. Maka dari itu, zikir menjadi kompas hati yang akan membimbing
jamaah untuk tetap fokus pada tujuan utama dari ibadah ini: meraih haji yang
mabrur.
Allah سبحانه وتعالى berfirman
dalam Surah Al-Baqarah:
﴿فَإِذَا أَفَضْتُم
مِّنْ عَرَفَـٰتٍۢ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ
وَٱذْكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمْ وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ﴾
"Apabila kamu telah bertolak
dari Arafah, maka berzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram. Dan berzikirlah
(dengan menyebut nama)-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, dan
sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang
sesat."
Ayat ini menunjukkan bahwa zikir
adalah bagian dari rukun spiritual dalam pelaksanaan haji. Setiap tahapan
ibadah, dari thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, hingga
melontar jumrah, sejatinya disertai dengan hati yang terus-menerus berdzikir
dan bermunajat kepada Allah. Dengan zikir, seorang jamaah menjaga kemurnian
niatnya, memperkuat kesabaran, dan menghindari keluhan serta kelalaian.
Bagi para lansia, yang mungkin
menghadapi keterbatasan fisik, zikir dan doa memberikan kekuatan batin. Zikir
tidak memerlukan banyak gerakan, namun memberi efek besar dalam menumbuhkan
ketenangan dan kekuatan jiwa. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"أَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاها عِنْدَ مَلِيكِكُمْ،
وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ
وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ، فَتَضْرِبُوا
أَعْنَاقَهُمْ، وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوا: بَلَى، قَالَ: ذِكْرُ
اللَّهِ تَعَالَى"
“Maukah kalian aku beritahu amal
yang paling baik, paling suci di sisi Tuhan kalian, paling tinggi derajatnya,
lebih baik dari menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik daripada kalian
bertemu musuh lalu kalian pukul leher mereka dan mereka memukul leher kalian?
Mereka menjawab: 'Tentu saja.' Beliau berkata: 'Zikir kepada Allah Ta’ala.'”
Hadis ini menegaskan bahwa zikir
adalah amal utama, bahkan lebih utama dari amal-amal besar lainnya. Maka calon
jamaah haji, baik yang muda maupun lansia, hendaknya memperbanyak zikir dalam
bentuk tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, dan shalawat.
Doa juga menjadi kekuatan utama
dalam perjalanan haji. Di Arafah, tempat mustajab untuk berdoa, setiap jamaah
diingatkan untuk menumpahkan segala isi hati kepada Allah. Rasulullah bersabda:
"خَيْرُ ٱلدُّعَاءِ دُعَاءُ
يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَٱلنَّبِيُّونَ مِن قَبْلِي: لَا
إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ ٱلْمُلْكُ وَلَهُ
ٱلْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ"
“Sebaik-baik doa adalah doa pada
hari Arafah. Dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan
adalah: 'Lā ilāha illallāh, wahdahū lā syarīka lah, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu
wa huwa 'alā kulli syai'in qadīr.'”
Bekal spiritual ini penting
untuk ditanamkan kepada seluruh jamaah. Pembinaan ruhiyah melalui majelis
taklim, manasik ruhani, dan bimbingan rohani sangat diperlukan. Para pendamping
lansia perlu menyampaikan kepada mereka bahwa kesuksesan haji tidak hanya
terletak pada kesempurnaan teknis ibadah, tetapi pada kualitas ruhani yang
dibangun selama dan setelah haji. Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh
Allah, yang membentuk pribadi baru yang lebih taat, sabar, rendah hati, dan
gemar berbuat baik.
Allah berfirman dalam Surah
Al-Baqarah:
﴿فَإِنَّ خَيْرَ
ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ﴾
"Sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa. Maka bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang
berakal."
Zikir dan doa adalah ekspresi
nyata dari takwa. Dengan memperbanyaknya, seorang jamaah akan tetap dekat
dengan Allah di tengah keramaian jutaan manusia. Ia tidak tersesat secara
spiritual, karena hatinya senantiasa terikat pada Allah. Bahkan setelah pulang
ke tanah air, zikir dan doa menjadi warisan jiwa yang membentuk karakter takwa
sepanjang hayat.
Maka, mari kita siapkan haji
bukan hanya dengan koper dan perlengkapan, tetapi dengan jiwa yang dipenuhi
dzikir dan hati yang selalu memohon kepada Allah. Dengan bekal ini, insyaAllah
kita akan meraih haji yang mabrur—haji yang penuh berkah, ampunan, dan
perubahan diri menuju insan yang lebih baik di sisi Allah.